Di pertengahan malam, ketika bulan semakin pucat, gelisahlah yang memaksaku meminjam namamu dalam larik dan bait sajak ini.
Sungai lebar menghilir, usiamu sendat mengalir, hutan tak lagi ramah, karena dirimu lumpur yang basah!
Pagi ini, angin menjatuhkan daun-daun satu persatu direnggut waktu. Di setiap pagi, aku hanya menghitung usiaku sendiri yang hari demi hari tertelan waktu.
Mengejar perih adzan, berjejer wajahmu terluka, ditrotoar berlubang "apakah hari ini aku sudah sempurna seperti keiginanmu?"
Buku ini berisi kumpulan puisi karya Hamid Jabbar.